Instalasi, Remote, dan Melakukan Clone Device di Debian 12
Langkah Instalasi, Remote dan Melakukan Clone pada Debian 12 dalam mode CLI
A. Pengertian & Tujuan
Debian 12 adalah salah satu distribusi Linux tertua dan paling stabil. Dikenal karena prinsip kestabilannya, Debian digunakan sebagai basis untuk banyak distribusi lain, termasuk Ubuntu. Debian adalah distribusi Linux yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1993 oleh Ian Murdock. Debian dikenal karena fokusnya pada kestabilan, keamanan, dan kebebasan perangkat lunak. Debian memiliki siklus rilis yang teratur, dengan versi baru dirilis setelah periode pengembangan dan pengujian yang ekstensif. Debian 12 dikenal dengan nama kode "Bookworm." Nama kode ini mengikuti tradisi Debian untuk memberi nama rilis mereka dengan nama karakter dari film animasi "Toy Story."
Tujuan dari Konfigurasi ini adalah untuk :
1. Dapat melakukan Instalasi di Debian 12
2. Dapat membagi penyimpanan di Debian 12
3. Dapat melakukan clonning perangkat dari Debian 12 dan melakukan konfigurasi didalamnya
4. Konfigurasi yang dilakukan clonning meliputi : a.) Update dari Debian 12, b.) Remote menggunakan SSH dan Anydesk. [Untuk percobaan Anydesk, digunakan menggunakan perangkat team lain]
Alat dan Bahan :
1. PC/Laptop
2. Jaringan Internet
3. Kapasitas Penyimpanan
4. Oracle VM VirtualBox
5. PuTTY
6. Anydesk
B. Study Kasus
Study kasus pada konfigurasi kali ini adalah membagi penyimpanan menjadi empat penyimpanan dengan total 75 GB penyimpanan HardDisk perangkat virtual, pembagian tersebut memiliki ketentuan seperti dibawah ini :
a. 75 GB total keseluruhan HardDisk
b. 20 GB dibagikan dengan ketentuan partisi root (/) dan jenis partisi "Ext4"
c. 2 GB dibagikan dengan ketentuan partisi swap (/swap area)
d. 25 GB dibagikan dengan ketentuan partisi khusus (/team-x [Nama Team]) dan jenis partisi "Ext3"
e. Sisa dari partisi yang belum dibagikan dengan ketentuan partisi data pengguna (/home) dan jenis partisi "Ext4" 
C. Langkah Kerja
1. Langkah pertama jalankan terlebih dahulu perangkat virtual dengan cara klik "Start". Jika perangkat virtual belum tersedia dapat dibuat terlebih dahulu dengan cara mandiri.  Selain opsi "Start" terdapat beberapa opsi yang disediakan oleh VirtualBox yaitu "New" digunakan untuk menambahkan device virtual baru, "Add" digunakan untuk menambahkan berbagai jenis komponen atau elemen yang diperlukan untuk mengelola mesin virtual dengan lebih efektif, "Settings" digunakan untuk mengonfigurasi berbagai aspek dari mesin virtual (VM) untuk memenuhi kebutuhan spesifik pengguna, "Discard" digunakan untuk mengelola penyimpanan dan ruang disk dengan cara yang lebih efisien. Fitur ini sering terkait dengan pengelolaan disk dinamis dan penghematan ruang. dan "Start" digunakan untuk menjalankan device virtual.
2. Selanjutnya didalam menu "BIOS" dari "debian12" klik menu "Install" untuk melanjutkan proses penginstalan sistem operasi dari Debian12. BIOS (Basic Input/Output System) adalah firmware tradisional yang digunakan untuk menginisialisasi perangkat keras sebelum sistem operasi dimuat. BIOS mode biasanya mengacu pada mode booting tradisional yang menggunakan MBR (Master Boot Record) untuk mengelola partisi disk dan booting.
3. Jika sudah klik "Install" tunggu sampai proses loading selesai, saat proses loading sudah selesai akan muncul tampilan menu "Select a language". Pilih "Language" nya yaitu "English". Pemilihan bahasa Inggris disini karena biasanya sistem operasi menggunakan bahasa Inggris menjadi sistem bahasa default yang akan memudahkan sistem operasi saat digunakan. Saat opsi pemilihan bahasa sudah dipilih klik Enter
4. Kemudian jika sudah di klik Enter lalu akan muncul tampilan "Select your location" dan pilih opsi "other" pada menu "Country, territory or area". Pada menu ini akan ditanyakan pemilihan wilayah dimana tempat tinggal, karena konfigurasi ini dilakukan di Indonesia maka klik opsi "other" lalu klik Enter
7. Kemudian di menu "Country to base default locale settings on" pilih opsi "United States - en_US.UTF-8". Pada instalasi Debian 12, pilihan seperti "United States - en_US.UTF-8" pada menu "Country to base default locale settings on" menentukan pengaturan default untuk locale sistem (sistem lokal). Karena pada menu ini tidak ada pilihan Indonesia jadi yang dipilih adalah United States. Jika sudah memilih opsi bisa langsung klik "Enter"
8. Selanjutnya akan ada menu pemilihan Keyboard atau "Keymap to use", pada instalasi Debian 12, menu "Keymap to use" berfungsi untuk menentukan tata letak keyboard yang akan digunakan oleh sistem operasi. Disini "Keymap" yang digunakan yaitu "American English" sehingga saat sistem operasi digunakan bahasa yang terdeteksi oleh keyboard/keymap yaitu berupa bahasa Inggris. Klik Enter jika sudah memilih opsi
10. Jika sudah klik Enter maka instalasi sistem pada menu bahasa dan keyboard telah selesai, selanjutnya akan dimulai instalasi untuk Network nya. Pada menu instalasi network yang pertama akan muncul menu "Continue without a default route?" disini bisa di klik opsi "Yes" dengan cara klik "Tab" pada keyboard sampai ada di menu "Yes". Menu ini berfungsi untuk "menetapkan rute default" dan "mengatasi koneksi jaringan"
12. Selanjutnya pada menu "IP Address" masukkan IP yang berada di perangkat fisik pada kolom "IP Address". IP Address dimasukkan secara manual karena sebelumnya di menu "Continue without a network mirror?" kita memilih opsi "Yes" dan pada menu "Network" configuration method" kita memilih opsi "Configure network manually" yang dimana kita akan memasukkan IP Address, Netmask dan Gateway secara manual. Saat memasukkan IP, pastikan IP Address tidak sama dengan IP Address perangkat fisik sehingga tidak akan bentrok antara perangkat virtual dengan perangkat fisik
13. Jika sudah memasukkan IP Address pada server, masukkan "Netmask" yang sama seperti di perangkat fisik, pada konfigurasi kali ini prefix yang digunakan yaitu /24 sehingga netmask yang digunakan yaitu "255.255.255.0". Netmask berfungsi untuk membedakan jaringan, sehingga jika netmask yang dimasukkan beda maka perangkat tidak akan bisa saling mengenali satu sama lain karena dianggap sudah tidak berada didalam satu jaringan yang sama
14. Kemudian akan muncul tampilan menu "Gateway", jika tadi IP Address yang dimasukkan berbeda, maka di kolom "Gateway" masukkan IP Gateway yang sama seperti perangkat fisik agar kedua perangkat ini dapat saling terhubung. Gateway berfungsi sebagai pintu keluar dari paket sehingga dapat terhubung ke jaringan luar. Jika IP Gateway yang dimasukkan antara perangkat fisik dan virtual berbeda maka jika kita akan melakukan ping tidak akan bisa, karena Gateway yang dimasukkan itu berbeda. Hal ini terjadi karena Gateway yang terhubung ke jaringan luar hanya perangkat fisik, jadi perangkat virtual hanya akan terkoneksi di dalam jaringan lokal saja
15. Selanjutnya akan ada tampilan "Name server addresses" atau dapat disebut sebagai "Alamat nama server" disini Name server yang dimasukkan dapat disesuaikan oleh pengguna yang akan memakainya. Name server addresses adalah server yang akan digunakan oleh system. Pada menu ini berfungsi untuk memastikan sistem Anda dapat melakukan resolusi nama domain
16. Jika sudah akan muncul tampilan "Hostname" disini tidak perlu merubah apapun pada penamaan Hostname sehingga dibiarkan saja tetap menjadi "debian". Hostname berfungsi sebagai identifikasi didalam jaringan, kemudahan pengelolaan dan administrasi, pengaturan jaringan dan aplikasi, dan nama host di jaringan luas sehingga ketika kita mengakses jaringan luar kita dapat mudah mengidentifikasi perangkat
17. Kemudian pada menu "Domain Name" tidak perlu diisi cukup dikosongkan saja. Hal ini dilakukan karena, untuk memudahkan proses instalasi dan untuk pengaturan jaringan lokal sehingga "domain name" tidak terlalu diperlukan, tetapi jika Anda ingin langsung menghubungkan perangkat ke jaringan luar dapat diisi domain name menggunakan DNS dari Google atau IP DNS yang berada di perangkat fisik
18. Selanjutnya pengguna akan diminta untuk memasukkan "Root password" agar password dapat terlihat di display bisa klik spasi di kolom "Show Password in Clear" setelah itu klik "Continue". Fungsi dari Root Password adalah untuk keamanan dan kontrol sistem. Ini membatasi akses ke fungsi kritis yang dapat mempengaruhi stabilitas, keamanan, dan integritas sistem. Hanya individu yang mengetahui password root yang dapat melakukan operasi yang berpotensi merusak atau mengubah sistem secara signifikan.
19. Jika sudah memasukkan Root password, pengguna akan diminta untuk mengulangi Root Password yang sebelumnya sudah dimasukkan pada menu "Re-enter password to verify". Jika ingin password terlihat di layar display bisa lakukan cara yang sama seperti sebelumnya, perlu diperhatikan password yang akan digunakan sebagai root harus mudah diingat dan tidak mudah diakses oleh orang lain karena Root Password akan digunakan password sistem
21. Selanjutnya akan muncul tampilan menu "Username for your account" yang dimana biasanya akan secara otomatis terdeteksi melalui Full Name yang sudah dimasukkan sebelumnya. Karena pada Full Name tadi dimasukkan "team7" sehingga "Usename" juga akan secara otomatis menjadi "team7". Tetapi jika Anda ingin mengubahnya dapat disesuaikan saja dengan cara melakukan langkah seperti sebelumnya
22. Jika sudah masukkan password untuk username pada kolom "Choose a password for the new user" pada konfigurasi ini password yang dibuat untuk Root dan Username disamakan untuk mengurangi kendala lupa jika saat login nanti. Tetapi, jika lebih untuk meningkatkan keamanan dapat dibedakan saja untuk Root dan Username password
23. Selanjutnya ulangi password seperti saat membuat password username tadi. Secara ringkas, perbedaan Utama antara "Root Password" dan "Username Password" adalah hak akses dan penggunaan root password memberikan akses penuh untuk mengelola seluruh sistem, sedangkan user password digunakan untuk aktivitas sehari-hari dengan hak akses yang lebih terbatas.
24. Kemudian jika sudah melakukan konfigurasi pada menu "Set up users and passwords". Selanjutnya akan dilakukan konfigurasi untuk "Configure the clock". Pada opsi pertama di menu ini yaitu akan muncul tampilan menu "Select a city in your time zone", pada konfigurasi ini dilakukan di wilayah "Jakarta" jadi disini memilih opsi "Western (Sumatra, Jakarta, Java, West, and Central Kalimantan)". Untuk menu sesuaikan dimana wilayah tempat tinggal Anda. Klik "Enter" untuk melanjutkan konfigurasi
25. Jika sudah klik Enter akan ada muncul tampilan menu "Partition disks". Pada menu ini akan diminta untuk memasukkan "Partitioning method". Karena disini, kita akan membuat "Partition Disks" atau penyimpanan partisi secara manual maka pilih opsi yaitu "Manual". Partisi disk di Debian 12, serta sistem operasi Linux lainnya, berfungsi untuk mengorganisir dan mengelola data di disk fisik atau volume penyimpanan.
26. Selanjutnya klik Enter untuk melanjutkan konfigurasi, pilih opsi "SCSI3 (0,0,0) (sda) - 80,5 GB ATA VBOX HARDDISK" untuk membagi penyimpanan harddisk secara manual. Deskripsi ini menunjukkan bahwa disk yang dilihat adalah disk virtual dengan kapasitas 80,5 GB yang digunakan dalam mesin virtual. Opsi ini penting untuk pengaturan dan manajemen disk dalam konteks virtualisasi dan juga dalam melakukan tugas-tugas administratif seperti partisi, format, atau mengelola ruang penyimpanan. 
27. Kemudian klik Enter untuk melanjutkan konfigurasi, akan muncul tampilan menu "Create a new empty partition table on this device" klik "Yes" dengan cara klik Tab pada keyboard sampai ada di menu "Yes". Menu ini memiliki fungsi untuk membuat partisi kosong baru dengan cara membagi keseluruhan HardDisk perangkat virtualnya. Pembagian ini dilakukan secara manual agar kita bisa meng kustomisasi pembagian penyimpanan nya.
28. Jika sudah membuat partisi baru pada device. Maka secara otomatis akan terbuat partisi baru yaitu "pri/log 80.5 GB FREE SPACE", kita akan membuat partisi baru didalam menu ini dengan cara klik "PgDn" pada keyboard sampai ke menu "pri/log 80.5 GB FREE SPACE". Dalam konteks Debian 12 dan sistem Linux umumnya, "pri/log 80.5 GB FREE SPACE" pada partisi disk kemungkinan merujuk pada ruang kosong yang tersedia di partisi tertentu, yang bisa jadi digunakan untuk berbagai tujuan.
29. Selanjutnya akan pada tampilan menu "How to use this free space" pilih opsi "Create a new partition" untuk membuat partisi baru secara manual dengan cara klik "PgUp/PgDn" pada keyboard sampai ke menu opsi. Partisi memungkinkan Anda mengalokasikan ruang disk untuk berbagai jenis data atau aplikasi. Jika Anda ingin membagi partisi secara otomatis bisa pilih opsi "Automatically partition the free space"
30. Kemudian buat partisi pertama sebesar "20 GB" dengan cara masukkan "20 GB" pada menu "New partition size". Pada partisi ini akan dibagikan partisi pertama sebesar 20 GB sesuai ketentuan di Study Kasus sebelumnya, partisi ini berfungsi sebagai partisi Root. Partisi Root (
/) adalah partisi utama yang berisi sistem operasi dan file sistem utama. Dalam Debian, ini biasanya di-mount sebagai /.31. Selanjutnya jika sudah memasukkan partisi klik Tab pada keyboard sampai ada di menu "Continue". Kemudian jika sudah klik "Continue' akan muncul tampilan "Type for the new partition" karena partisi disk pertama disini akan digunakan sebagai penyimpanan Root, maka pilih type yaitu "Primary" atau akan dijadikan penyimpanan utama
32. Jika sudah memilih type partition yang akan digunakan klik "Enter" untuk melanjutkan konfigurasi, saat sudah klik "Enter" akan ada tampilan menu "Location for the new partition" atau dimana lokasi partisi ini akan diletakkan. Disini pilih opsi "Beginning" atau "Dimulai" dari partisi disk diletakkan. Fungsi dari "Beginning" adalah data yang sering diakses atau sistem operasi diletakkan di awal disk karena sektor-sektor awal disk sering kali memiliki waktu akses yang lebih cepat.
33. Kemudian akan ada "Partition settings" atau "Pengaturan Partisi" ysng dimana didalam menu "Partition settings" ini terdapat opsi-opsi yang berpengaruh untuk partisi yang nantinya akan dibuat. Karena partisi pertama ini akan digunakan sebagai data /c maka tidak perlu mengubah settingan apapun dari partisi langsung pilih opsi "Done setting up the partition" dengan cara klik "PgDn" pada keyboard sampai ada di opsi tersebut. Jika sudah klik "Enter"
34. Selanjutnya buat partisi kedua dengan cara yang sebelumnya, hanya saja kita perlu mengganti jumlah penyimpanan dan jenis penyimpanan sekaligus type dan dimana partisi ini diletakkan. Pada partisi kedua ini akan digunakan untuk partisi "swap" sebesar "2GB". Sehingga pada menu "New partition size" masukkan penyimpanan sebesar "2 GB" lalu klik "Continue" dengan cara klik "Tab" pada keyboard
35. Jika sudah klik "Continue" selanjutnya akan ada tampilan menu dari "Type for the new partition". Karena pada partisi kedua akan dijadikan sebagai partisi "swap", maka type yang dipilih yaitu "Logical". Partisi Logical adalah partisi yang berada di dalam partisi extended. Partisi extended adalah jenis partisi khusus yang digunakan untuk mengatasi batasan jumlah partisi pada disk MBR. Di dalam partisi extended, dapat membuat beberapa partisi logis.
36. Kemudian untuk menu "Location for the new partition" pilih opsi "Beginning". Yang dimana type dari partisi "Beginning" adalah lokasi pada disk tempat partisi dimulai. Ini adalah sektor pertama dari partisi yang diidentifikasi oleh sistem sehingga sistem operasi diletakkan di awal disk mungkin mengalami waktu akses yang lebih cepat.
37. Selanjutnya pada menu "Partition settings" ubah system file dari "Ext4" menjadi "swap area" dengan cara klik opsi "Use as : Ext4 journaling file system". Di menu pengaturan partisi pada Debian atau sistem Linux lainnya, opsi "Use as" (atau "Gunakan sebagai") berfungsi untuk menentukan sistem file dan tujuan spesifik dari partisi tersebut
38. Jika sudah memilih opsi tersebut akan ada tampilan opsi yang ada di tampilan menu "How to use this partition" karena pada partisi kedua ini akan dijadikan sebagai partisi "swap" maka pilih opsi "swap area" dengan cara klik "PgDn" pada keyboard sampai ada di opsi "swap area" lalu klik Enter. Partisi "swap" digunakan sebagai ruang tambahan untuk memori RAM. Ini berfungsi untuk menyimpan data sementara yang tidak muat dalam RAM. Partisi swap membantu mengelola beban memori sistem.
39. Kemudian jika sudah memilih opsi akan ada tampilan menu "Partition settings". Karena pada partisi kedua ini dipilih partisi untuk swap, maka tampilan menu dari "Partition settings" akan sedikit berbeda dari "Partition settings" saat menggunakan type file "Ext 4". Hal ini memungkinkan terjadi karena pada saat pemilihan "Type partition" kita memilih opsi "Logical". Karena kita tidak akan mengubah apapun lagi di "Partition settings" maka pilih opsi "Done setting up the partition"
40. Selanjutnya kita akan membuat partisi ketiga yang dimana "type file" menjadi "ext3" dan penamaan partisi secara manual. Pada partisi ketiga ini akan dimasukkan sebesar "25 GB" dengan cara sama seperti sebelumnya, setelah itu pada menu "New partition size" masukkan sebesar "25 GB" lalu klik Tab pada keyboard sampai ada di menu "Continue"
41. Karena pada partisi ketiga ini akan dijadikan sebagai partisi utama, maka pada tampilan menu "Type for the new partition" pilih opsi "Primary". Partisi Primary atau Partisi primer dapat berisi sistem operasi atau data dan bisa di-boot (jika diatur sebagai partisi bootable), sehingga pada partisi ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai utama atau bukan cadangan
42. Kemudian pada partisi ketiga ini akan diletakkan di awal atau "Beginning" maka pada opsi "Location for the new partition" pilih opsi "Beginning". Alasan kenapa lokasi partisi dipilih pada opsi "Beginning" adalah karena opsi ini memilih lokasi awal untuk partisi yang berisi sistem operasi atau aplikasi penting dapat meningkatkan kecepatan akses data karena sektor awal disk umumnya lebih cepat.
43. Jika sudah, pada partisi ketiga ini akan dibuat sebagai partisi khusus, yang dimana nantinya saat penamaan "Mount point" akan dimasukkan nama team yang melakukan konfigurasi ini. Langkah agar mengganti penamaan ini terletak pada menu "Partition settings" pada opsi "Mount point" di opsi inilah kita akan mengganti nama dari partisi file pada partisi ketiga ini. Mount point adalah direktori di sistem file Linux di mana partisi atau perangkat penyimpanan akan dihubungkan. Ketika partisi di-mount, semua file dan direktori di dalam partisi tersebut akan tampak seolah-olah mereka berada di dalam direktori mount point yang ditentukan.
44. Selanjutnya didalam menu "Mount point" akan ada opsi-opsi yang diberikan sistem secara otomatis, namun pada konfigurasi kali ini akan dibuat penamaan file partisi secara manual, maka opsi yang dipilih pada menu ini "Enter manually" atau "Masuk secara manual" yaitu membuat nama dari partisi file secara manual
45. Kemudian jika sudah memilih opsi "Enter manually" masukkan nama dari file system sesuaikan dengan Anda sebagai pengguna, Karena konfigurasi ini memakai team, sehingga "Mount point" yang dimasukkan yaitu "/team-7 [Nama team]". Jika sudah memasukkan nama secara pribadi, pilih opsi "Continue" dengan cara klik Tab pada keyboard
46. Jika sudah ganti type file partisi dari "ext4" menjadi "ext3" dengan cara klik opsi "Use as" pada menu "Partition settings". File System dari ext3 memperkenalkan fitur jurnal untuk meningkatkan integritas data. Jurnal ini mencatat perubahan sebelum diterapkan, membantu mencegah kerusakan data pada pemadaman daya mendadak.
47. Selanjutnya, jika sudah mengganti "Mount point" dan "Use as" dari partisi file ketiga ini, maka bisa klik opsi "Done setting up the partition" karena tidak akan mengubah settingan apapun lagi untuk partisi ketiga ini. Partisi Data Khusus adalah membuat partisi tambahan untuk data tertentu atau aplikasi tertentu, ini membantu dalam pengelolaan data dan mengurangi risiko kehilangan data jika sistem utama perlu diperbaiki.
48. Kemudian kita buat partisi yang terakhir atau partisi dari sisa keseluruhan penyimpanan partisi, yang dimana pada partisi ini tidak perlu mengubah total keseluruhan apapun pada menu "New partition size" langsung klik "Continue" saja dengan cara klik Tab pada keyboard sampai mouse ada di opsi "Continue"
49. Selanjutnya pada partisi keempat atau yang terakhir ini akan dijadikan sebagai partisi pengguna, sehingga pada menu "Partition settings" tidak perlu mengubah settingan apapun langsung pilih opsi "Done setting up the partition" dengan cara klik "Enter" pada opsi tersebut. Partisi Home (
/home) digunakan untuk menyimpan data pengguna. Pada partisi ini, bisa membantu menjaga data pengguna tetap aman jika sistem operasi perlu diinstal ulang atau diperbaiki.50. Jika sudah membagi keempat partisi tersebut langkah selanjutnya adalah menyelesaikan dan menyimpan keempat partisi ke dalam sistem, caranya adalah pilih opsi "Finish partitioning and write changes to disk" lalu klik Enter. Pada opsi ini akan diselesaikan dari partisi penyimpanan dan akan dilanjutkan untuk menyimpan keseluruhan partisi penyimpanan
51. Kemudian jika sudah klik opsi sebelumnya, akan ada tampilan menu dari seluruh partisi yang sudah dibagi dan akan ada menu pertanyaan yaitu "Write the changes to disks" atau "Menyimpan seluruh perubahan penyimpanan?"  disini pilih opsi "Yes" karena tidak akan melakukan perubahan apapun lagi dan melanjutkan konfigurasi, tetapi jika Anda masih ingin melakukan perubahan klik "No" untuk mengedit perubahan dengan cara sebelumnya
52. Selanjutnya akan dimulai proses untuk menyimpan semua partisi yang sudah dibuat dan akan dilakukan proses scan dari installation media. Jika proses dari scan sudah selesai, selanjutnya akan ada menu tampilan dari "Configure the  package manager" yang didalam menu ini terdapat opsi "Scan extra installation media?" atau melakukan scanning lagi untuk instalasi media. Jika di opsi pilih "Yes" maka sistem akan melakukan scanning lagi terhadap media instalasi, tetapi jika klik "No" sistem akan langsung ke menu selanjutnya
53. Jika sudah masih di tampilan menu "Configure the package manager" akan ada opsi "Continue without a network mirror?". Fungsi dari opsi "Continue without a network mirror?" adalah untuk menentukan apakah akan melanjutkan instalasi tanpa menggunakan server mirror jaringan untuk mengunduh paket tambahan. Karena pada konfigurasi ini tidak akan mengunduh paket tambahan, maka pilih "No" pada opsi tersebut dengan cara klik "Tab" pada keyboard lalu Enter
54. Kemudian jika sudah klik Enter, akan ada tampilan menu "Configuring popularity-contest" dan pada menu ini akan muncul opsi "Participate in the package usage servey?" atau didalam opsi ini memungkinkan diminta untuk berpartisipasi mengisi survey, jika Anda berminat berpartisipasi pilih "Yes" tetapi jika tidak atau sama seperti konfigurasi ini pilih "No" dengan cara sama seperti sebelumnya
55. Pada menu selanjutnya yaitu adalah menu dari "Software selection" atau pemilihan software, yang dimana pada menu ini akan ada opsi "Choose software to install". Pada konfigurasi ini, software yang akan di install yaitu menggunakan "standard system utilities" dengan cara aktifkan opsi tersebut dengan cara klik "spasi" pada opsi tersebut dan pastikan di kolom kosong dari opsi tersebut terdapat ikon "*". Jika sudah diaktifkan, klik "Continue" dengan cara klik Tab pada keyboard sampai ada di menu "Continue"
56. Jika sudah akan dimulai proses instalasi dari software sistem operasi, saat proses Instalasi sudah selesai maka akan ada tampilan menu dari "Configuring grub-pc" yang dimana didalam menu terdapat opsi "Install the GRUB boot loader to your primary drive?" disini pilih "Yes" dengan cara seperti sebelumnya. Fungsi dari opsi ini adalah menginstal GRUB ke drive utama (biasanya drive pertama dalam urutan boot) memastikan bahwa GRUB akan diinstal pada Master Boot Record (MBR) atau EFI System Partition (ESP) dari drive tersebut. Ini memungkinkan komputer untuk mem-boot Debian serta sistem operasi lain yang mungkin terinstal.
57. Kemudian masih ada didalam menu "Configuring the grub-pc" akan ada tampilan opsi "Device for boot loader installation" pada opsi ini pilih "/dev/sda (ata-VBOX_HARDDISK_VBc6df1532-75a5e7cf)". Opsi itu dipilih karena  identifikasi tambahan yang menunjukkan bahwa disk tersebut adalah disk virtual yang dikelola oleh VirtualBox, memberikan informasi kontekstual tambahan tentang disk.
58. Kemudian tunggu sampai proses selesai, hingga ada menu dari "Finish the installation" yang dimana didalam menu ini terdapat opsi "Please choose <Continue> to reboot." pilih "Continue" untuk melakukan "reboot" atau "boot ulang" untuk menyelesaikan proses instalasi. Tetapi, jika ada yang ingin diubah pilih "<Go back>" terlebih dahulu untuk melakukan perubahan
59. Jika sudah melakukan seluruh instalasi, langkah selanjutnya adalah melakukan "Clonning" terhadap perangkat, dengan cara matikan terlebih dahulu perangkat setelah itu klik kanan perangkat yang sudah dibuat lalu cari dan pilih opsi "Clone". Konfigurasi remote akan dilakukan di "Clonning" an perangkat. Sehingga perangkat yang melakukan "Clone" akan bertindak menjadi server
60. Selanjutnya pada penamaan dan letak dari perangkat "Clone" nya bisa langsung di klik "Next" saja, tetapi jika Anda ingin memebedakan mana yang akan menjadi Server dan mana yang akan menjadi Client, bisa diganti di kolom "Name" [Contoh : Remote Instalasi Debian 12 TeamX], begitu juga jika ingin diganti untuk peletakkan File nya
61. Jika sudah akan ada tampilan menu "Clone Type" atau dapat disebut sebagai "Tipe dari Clone". Disini yang akan di Clone adalah seluruh perangkat asli atau dapat dipilih opsi "Full Clone" tetapi jika Anda ingin hanya beberapa saja yang di lakukan "Clone" bisa klik opsi "Linked clone". Pemilihan ini tergantung pada kebutuhan spesifik dalam hal ruang penyimpanan, kecepatan pembuatan, dan ketergantungan pada mesin virtual sumber. Jika sudah memilih opsi klik "Finish"
62. Kemudian tunggu sampai proses Clone selesai, jika proses sudah selesai jalankan kembali Device yang sudah di Clonning atau yang bertindak sebagai "Client". Langkah pertama login terlebih dahulu menggunakan username dan password yang sudah dibuat pada saat instalasi. username dimasukkan di kolom "debian login" sedangkan password dimasukkan di kolom "password". Pada saat password dimasukkan huruf tidak akan terlihat
63. Selanjutnya jika sudah memasukkan username dan password, ketikkan perintah "su" terlebih dahulu di kolom "team-x@debian:~$" setelah itu masukkan Root Password di kolom "password" sama seperti password username, password root juga tidak akan terlihat di dalam kolom "password". Hal ini berfungsi sebagai keamanan dari user agar tidak terlihat oleh orang lain
64. Jika sudah ketikkan perintah "ip a" untuk mellihat IP Address dari perangkat, karena tadi IP Address dimasukkan secara manual maka saat mengetikkan perintah "ip a" IP Address yang akan terdeteksi sama seperti saat IP Address dimasukkan saat instalasi. Hal ini terjadi karena konfigurasi ini tidak memakai DHCP sehingga IP Address yang dimasukkan secara manual
65. Langkah selanjutnya adalah ketikkan perintah "df -h" untuk melihat partisi penyimpanan secara keseluruhan yang sudah kita buat sebelumnya. Perintah 
df -h sangat berguna untuk pemantauan dan pengelolaan ruang disk pada sistem Linux, membantu administrator dan pengguna untuk memahami penggunaan disk dan mengelola kapasitas penyimpanan dengan lebih efektif.66. Kemudian kita akan melakukan konfigurasi update, yang dimana sebelum menjalankan perintah "update" Kita masukkan terlebih dahulu Repository File yang ada di gambar berikut. Sebelum masuk ke dalam menu Repository tersebut, ketikkan terlebih dahulu perintah "nano /etc/apt/sources.list" untuk masuk kedalam menu list Repository File update dari Debian. Jika sudah masuk kedalam menu tersebut ketikkan Repository seperti dibawah ini
67. Jika sudah mengisi Repositoty File diatas ketik "Ctrl+X+Y lalu Enter" pada keyboard, untuk menyimpan seluruh Repository yang sudah dimasukkan. Selanjutnya barulah lakukan konfigurasi untuk meng update sistem debian dengan cara ketikkan perintah "apt update" untuk melakukan update pada sistem, tunggu sampai proses selesai dan pastikan tidak ada Error saat perintah ini dijalankan
68. Kemudian jika proses update sudah selesai, maka akan dilakukan proses instalasi SSH yang dimana nantinya perangkat bisa melakukan remote menggunakan SSH. Caranya adalah ketikkan perintah "apt install openssh-server" untuk melakukan instalasi SSH agar perangkat bisa melakukan remote menggunakan SSH, sama seperti update proses instalasi SSH ini juga tidak boleh ada Error didalamnya
D. Percobaan Konfigurasi
A. Remote menggunakan SSH
1. Langkah pertama, pastikan Anda sudah memiliki aplikasi "putty", setelah itu ketikkan IP Address di kolom "Host Name (or IP Address) lalu klik "Open". Pastikan saat memasukkan IP Address "Connection Type" ada di opsi "SSH" dan menu "Port" bejumlah "22". Kelebihan dari SSH yaitu SSH menggunakan enkripsi yang kuat untuk melindungi data yang ditransmisikan antara klien dan server. Ini mencegah data diakses oleh pihak ketiga yang tidak sah selama transmisi.
2. Selanjutnya klik "Accept" pada menu "PuTTY Security Alert. Fungsi pada menu ini adalah untuk  mekanisme keamanan untuk mengingatkan Anda jika ada perubahan pada kunci host server atau jika Anda pertama kali terhubung ke server tersebut. Kunci host adalah bagian dari proses otentikasi yang memastikan bahwa Anda terhubung ke server yang benar.
3. Jika sudah klik "Accept" maka selanjutnya Anda akan diarahkan ke dalam menu dari PuTTY atau Kita sudah berhasil remote kedalam perangkat menggunakan SSH melalui PuTTY yang dimana jika kita ingin melakukan konfigurasi, dapat melalui protokol yaitu SSH. Dengan username dan password yang sudah dibuat. Langkah remote pun selesai
B. Remote Menggunakan AnyDesk
1. Untuk melakukan Remote di Anydesk cukup mudah, caranya adalah masukkan "Address" dari AnyDesk pada kolom "Your Address" setelah itu masukkan "Address" dari Tim rekan Anda pada menu "Remote Address". Menu ini berfungsi agar Kita dapat melakukan Remote jarak jauh ke Tim Rekan
2. Jika sudah tunggu dari Tim Rekan Anda untuk menyetujui apakah Anda dapat mengakses atau tidak, dan Kita bisa lihat perangkat yang baru kita akses di "Recent Session", langkah remote pun selesai. AnyDesk memberikan solusi yang fleksibel dan aman untuk berbagai kebutuhan remote desktop, menjadikannya alat yang berguna untuk banyak aplikasi, dari dukungan teknis hingga kerja kolaboratif.
E. Rangkuman
Dapat disimpulkan bahwa konfigurasi dari Instalasi, Clonning perangkat hingga Konfigurasi selesai dan berhasil dilakukan. Perlu diperhatikan saat konfigurasi Instalasi Sistem Operasi, Adapter yang digunakan yaitu "Host-only Adapter" sedangkan saat melakukan konfigurasi update dan Install SSH, Adapter yang digunakan yaitu "Bridged Adapter". Yang dimana perbedaan keduanya yaitu Bridge sama seperti Hub yaitu menghubungkan antara interface fisik dengan virtual, sehingga menjadi 1 network dan dapat saling terhubung dan terkoneksi ke dalam jaringan Internet. Sedangkan Host Only membuat seolah olah terdapat switch dan tidak terhubung ke jaringan fisik, jadi hanya ada IP Local dan tidak terhubung ke Internet. Jadi hanya ada interface virtual nya saja






































































.jpeg)
 
 
Komentar
Posting Komentar