Konfigurasi DHCP Server

Konfigurasi DHCP Server


A. Pengertian

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) Server adalah sebuah server yang bertugas untuk memberikan atau mendistribusikan alamat IP secara otomatis kepada perangkat-perangkat yang terhubung ke jaringan. Fungsi utama dari DHCP server adalah untuk mempermudah proses pengaturan alamat IP, subnet mask, gateway, dan DNS server secara dinamis tanpa perlu mengonfigurasi secara manual setiap perangkat di jaringan.

Alat dan Bahan : 
1. PC/Laptop
2. Jaringan Internet
3. Aplikasi "Oracle VM VirtualBox"
4. Aplikasi "PuTTY"

B. Study Kasus

Study Kasus pada pembelajaran kali ini adalah memberikan IP Address berdasarkan nomor team yang sudah diberikan oleh pengajar. Pada konfigurasi kali ini, Saya ada pada team 9 yang dimana IP Network yang akan diberikan ke Client yaitu "109.109.109.0/24". Selain ketentuan pemberian IP Address yang diberikan ke Client, pada konfigurasi kali ini akan digunakan desain topologi. Desain topologi yang digunakan yaitu seperti dibawah ini : 




C. Langkah Kerja

1. Langkah pertama, nyalakan terlebih dahulu device virtual dari "Debian 12" yang akan bertindak sebagai "DHCP Server" setelah itu ketikkan "ip a" untuk melihat IP Address yang sedang digunakan. Jika sudah buka aplikasi "PuTTY" setelah itu di kolom "Host Name (or IP Address)" masukkan IP yang sama pada device virtual tadi. Lalu pilih "Connection Type" nya yaitu "SSH" dan "Port" yang digunakan yaitu "22" setelah itu klik "Open" 


2. Langkah selanjutnya akan muncul tampilan "PuTTY Security Alert", yang dimana bisa langsung klik opsi "Accept" saja. PuTTY Security Alert adalah fitur yang memberikan peringatan kepada pengguna saat menggunakan PuTTY. Fitur ini memiliki fungsi penting yaitu : 1.) Peringatan kunci host baru, 2.) Verifikasi Keamanan, 3.)Mencegah Serangan Man-in-the-Middle yaitu seorang penyerang mencoba menyusup ke komunikasi dengan menyamar sebagai server yang sah.


3. Jika sudah masuk ke dalam menu "PuTTY" maka langkah selanjutnya adalah login dengan menggunakan "username" dan "password" yang sama digunakan pada perangkat yang bertindak sebagai "DHCP Server (Debian12). Jika sudah login menggunakan "username dan password", langkah selanjutnya adalah ketikkan perintah "su" dan masukkan "password user" yang sudah dibuat pada konfigurasi sebelumnya untuk masuk ke dalam direktori "user" dan "home"


4. Kemudian ketikkan perintah "nano /etc/network/interfaces" untuk menambahkan IP Address yang akan mengarah ke Client, yang dimana penambahan IP ini berada di "enp0s8". "enp0s8" adalah nama interface jaringan Ethernet yang terhubung melalui bus PCI di slot 8. Ini membantu dalam mengidentifikasi dan mengonfigurasi interface jaringan dengan cara yang lebih terstruktur dan konsisten dibandingkan dengan nama yang dihasilkan secara otomatis pada versi sebelumnya.


5. Selanjutnya didalam file "nano /etc/network/interfaces" tambahkan IP Address dengan ketentuan yang sama seperti di "enp0s3". Agar mempersingkat waktu klik "ctrl+k" untuk meng "Cut" satu baris perintah, setelah itu klik "ctrl+u" untuk menyalin perintah yang sudah di-cut sebelumnya. Jika sudah melakukan seluruh perintah konfigurasi bisa klik "ctrl+x+y lalu Enter". Pastikan penambahan IP dilakukan di "enp0s8", hal ini dilakukan agar "Server" tetap bisa terkoneksi kedalam jaringan Internet.


6. Jika sudah menambahkan IP Address yang akan mengarah ke Client di "enp0s8" ketikkan perintah "reboot" untuk melakukan perubahan pada IP Address di "enp0s8". Saat proses reboot dilakukan maka yang akan terjadi adalah sistem akan melakukan restart ulang sehingga akan keluar dari "PuTTY", jadi setelah proses reboot selesai bisa login kembali menggunakan "username dan password" yang sama seperti sebelumnya


7. Langkah selanjutnya adalah ketikkan perintah "ip addr" setelah login kembali ke "PuTTY" menggunakan "username dan password" yang sama. Perintah "ip addr" disini berfungsi untuk melihat apakah IP Address yang dibuat di "enp0s8" sudah masuk atau sudah ada atau belum. IP dapat dilihat dari menu di "enp0s3" ataupun di "enp0s8". Pada konfigurasi ini dapatt dilihat bahwa IP yang mengarah ke Client yaitu IP yang ada di "enp0s8" sudah tersedia


8. Kemudian jika sudah melihat apakah IP sudah tersedia atau belum, ketikkan perintah "cd /etc/apt" untuk melakukan update pada perangkat Debian 12. Isi dari direktori file "apt" ini adalah terdapat repositori file yang akan digunakan untuk melakukan update. Direktori yang digunakan dapat berbeda antara satu user dengan user yang lain. Jika sudah ketikkan perintah "ls" setelah mengetikkan perintah "cd /etc/apt" 


9. Selanjutnya adalah ketikkan perintah "nano /etc/apt/sources.list" yang dimana isi dari direktori ini adalah untuk memasukkan file repositori yang akan digunakan untuk melakukan update. Perintah "nano" berfungsi untuk mengedit direktori, "/etc/apt/sources.list" berfungsi sebagai berisi daftar repositori APT yang digunakan untuk mengunduh paket.


10. Langkah selanjutnya adalah Anda akan diarahkan kedalam menu direktori "sources list". Repository yang digunakan bisa repositori yang berasal dari lokal maupun luar, tetapi tidak semua repositori mendukung semua versi Debian sehingga perlu dipilih-pilih jika akan memakai repositori. Pada konfigurasi kali ini digunakan repositori untuk "Debian 12"

Repository yang digunakan pada konfigurasi kali ini yaitu :

deb http://deb.debian.org/debian bullseye main contrib non-free
deb-src http://deb.debian.org/debian bullseye main contrib non-free

deb http://deb.debian.org/debian bullseye-updates main contrib non-free
deb-src http://deb.debian.org/debian bullseye-updates main contrib non-free

deb http://deb.debian.org/debian bullseye-backports main contrib non-free
deb-src http://deb.debian.org/debian bullseye-backports main contrib non-free

deb http://security.debian.org/debian-security/ bullseye-security main contrib non-free
deb-src http://security.debian.org/debian-security/ bullseye-security main contrib non-free


11. Jika sudah memasukkan Repository file update bisa klik "ctrl+x+y lalu Enter" pada keyboard. Lalu ketikkan perintah "apt update" untuk melakukan atau memulai update pada perangkat. Secara ringkas, apt update memastikan bahwa daftar paket di sistem Anda adalah yang terbaru sehingga Anda dapat menginstal atau memperbarui paket dengan informasi yang akurat. Jika saat melakukan update terdapat "Error (E)" atau "Ign (Ignore)" itu berarti Repositori sudah tidak dapat digunakan lagi


12. Kemudian ketikkan perintah "apt install isc-dhcp-server-ldap" untuk melakukan instalasi DHCP Server pada perangkat. Tunggu sampai ada menu "Do you want to continue? [Y/n] klik "Yes" untuk melanjutkan. Perintah "isc-dhcp-server-ldap" berfungsi untuk menginstal server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) yang dirancang untuk memberikan alamat IP dan informasi jaringan lainnya secara otomatis kepada perangkat dalam jaringan.


13. Selanjutnya ketikkan perintah "cd /etc/dhcp" untuk mengubah direktori kedalam file yang berisi konfigurasi "DHCP". Kemudian ketikkan perintah "ls" untuk melihat list-list konfigurasi "dhcp" yang sudah ada. Selanjutnya pada konfigurasi kali ini direktori file yang akan diedit yaitu "dhcpd.conf" dengan cara ketikkan perintah "nano dhcpd.conf". File ini berfungsi untuk menentukan seberapa banyak range DHCP yang diberikan dan nama domain yang akan diberikan ke Client


14. Jika sudah didalam menu "dhcpd.conf" pada menu "A slightly different configuration for an internal subnet" masukkan "subnet" hingga "broadcast-address" menggunakan ketentuan team kemudian untuk opsi "default-lease-time" dan "max-lease-time" dibiarkan default saja. Pastikan saat melakukan perubahan ikon "tanda pagar" dihilangkan untuk menjalankan perintah dhcp tersebut. Klik "Ctrl + x + y lalu Enter"


15. Kemudian ketikkan perintah "cp dhcpd.conf dhcpd.conf.backup" untuk melakukan "backup" konfigurasi, lalu ketikkan perintah "clear" untuk menghapus seluruh tampilan perintah. Perintah "cp dhcpd.conf dhcpd.conf.backup" berfungsi untuk membuat salinan dari file dhcpd.conf dan menamakannya dhcpd.conf.backup. Tujuan umum dari membuat salinan ini adalah untuk menjaga file konfigurasi yang asli sebagai cadangan (backup) sebelum melakukan perubahan. Jika ada kesalahan saat mengubah konfigurasi di dhcpd.conf


16. Selanjutnya jika sudah melakukan perintah "clear", ketikkan perintah "nano /etc/default/isc-dhcp-server". Perintah ini berfungsi untuk menambahkan "enp0s8" di opsi "INTERFACESv4". Yang dimana "enp0s8" adalah interface yang akan mengarah ke Client dari Server virtual. Fungsi dari perintah "nano /etc/default/isc-dhcp-server" memiliki fungsi untuk memilih antarmuka jaringan yang akan digunakan DHCP server untuk mengalokasikan alamat IP.


17. Langkah selanjutnya didalam menu "/etc/default/isc-dhcp-server" masukkan "enp0s8" di kolom "INTERFACESv4", kemudian klik "ctrl+x+y lalu Enter". Fungsi dari "enp0s8" digunakan untuk berkomunikasi dengan jaringan lokal atau Internet melalui kartu jaringan yang terhubung ke komputer atau server Anda. Dan Opsi INTERFACESv4 di Debian digunakan dalam konfigurasi DHCP server untuk menentukan antarmuka jaringan (network interface) yang akan digunakan oleh DHCP server untuk menyediakan layanan DHCPv4 (untuk alamat IPv4).


18. Kemudian ketikkan perintah "/etc/init.d/isc-dhcp-server restart". Perintah ini memiliki fungsi untuk me-restart layanan ISC DHCP server di Debian, yang menyediakan layanan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Layanan ini bertugas untuk mendistribusikan alamat IP secara otomatis ke perangkat yang terhubung ke jaringan.



D. Hasil Konfigurasi

Untuk melihat hasil konfigurasi yang telah dilakukan sebelumnya adalah, buka device yang akan berperan menjadi Client yaitu "Windows 10". Langkah-langkahnya adalah :

1. Buka kembali aplikasi "Oracle VM VirtualBox", setelah itu klik device yang berperan menjadi client yaitu "Windows 10" kemudian ubah terlebih dahulu "Network" yang terdapat di perangkat menjadi "Network" yang sama dengan perangkat "Server". Hal ini berfungsi agar perangkat Client dapat saling terhubung dengan perangkat Server. Jika sudah klik "OK" kemudian jalankan perangkat dengan cara klik "Start"


2. Kemudian tunggu sebentar sampai Anda berada di layar desktop dari "Windows 10" nya, masukkan "password" dari perangkat nya terlebih dahulu agar bisa login masuk kedalam layar desktop. Jika sudah berada di layar desktop klik ikon "bola dunia" setelah itu klik opsi "Network & Internet settings"


3. Jika sudah klik perangkat jaringan yang terhubung ke server dengan cara klik kanan setelah itu klik opsi "Properties". Didalam menu "Properties" klik opsi "Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4). Hal ini dilakukan untuk melihat apakah status dari "IPv4" sudah berada di "Obtain" atau masih "Manual"


4. Pastikan IP Address sudah di setting dengan opsi "Obtain an IP address automatically" agar IP Address yang akan diberikan dari Server ke Client dapat diberikan secara otomatis dan tidak perlu dimasukkan secara manual. Karena jika IP Address dimasukkan secara manual, yang akan terjadi adalah tidak akan ada nama "Connection-specific DNS" yang sudah dibuat sebelumnya


5. Jika sudah klik "OK" setelah itu klik kanan kembali pada perangkat jaringan nya lalu klik opsi "Status". Dapat dilihat "IPv4 Address" sudah berubah menjadi IP yang dibuat sebelumnya dan nama DNS sudah menjadi nama team yang dibuat sebelumnya. IP Address yang diberikan ke Client dari Server berasal dari Range IP pertama yaitu "109.109.109.2"


6. Untuk melihat siapa saja yang sudah menggunakan IP Address dari Server yaitu, lakukan ping terlebih dahulu ke Server di CMD (Command Prompt) dari computer Client. Saat melakukan ping pastikan kondisi kedua device menyala agar bisa saling terhubung


7. Jika sudah alihkan ke perangkat yang bertindak menjadi server, setelah itu ketikkan perintah "dhcp-lease-list" untuk melihat list siapa saja yang sedang menggunakan IP Address dari server. Perintah ini dilakukan didalam direktori "root" sehingga pastikan Anda melakukannnya didalam direktori "root". Konfigurasi pada blog kali ini selesai



E. Kesimpulan

Dapat disimpulkan pada konfigurasi DHCP Server kali ini sudah selesai dan berhasil dilakukan, jika terjadi error maka kemungkinan besar ada kesalahan saat memberikan perintah saat melakukan konfigurasi











































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konfigurasi DNS Server di PNETLAB

Instalasi, Remote, dan Melakukan Clone Device di Debian 12